Breaking

Rabu, 17 Juli 2019

INFRASTRUKTUR YANG TERLUPAKAN (1,2 JUTA KELAS RUSAK)



Taukah kalian anggaran pendidikan pada setiap tahunnya naik dan hanya sekali turun pada periode 2015-2019. Pada tahun 2019 ini anggaran pendidikan naik menjadi 492.5 T, itu artinya anggaran pendidikan di indonesia sudah memenuhi Undang-undang yaitu 20% dari dana APBN,  dana sebesar itu hanya diperuntuhkan untuk sektor pendidikan dan untuk sektor pembangunan, rehabilitasi dan renovasi gedung di serahkan penuh kepada kementrian PUPR dengan anggaran hanya 6.53 T.

Dengan melihat anggaran kementrian PUPR yang hanya sebesar 6.53 T apakah sudah cukup untuk kebutuhan perbaikan dan pembangunan prasarana pendidikan di Indonesia ini, sedangkan total keseluruhan kelas yang rusak mencapai 1.2 Juta kelas dari total 1.77 Juta kelas, jadi sekitar 69% kelas di seluruh sekolah Indonesia mengalami rusak ringan sampai berat, belum lagi pembangunan prasarana yang lainnya. Dan dibawah ini data kelas rusak di Indonesia

Ruang Kelas SD: 74 Persen Rusak
Menurut data Kemdikbud tahun 2018, ada sekitar 1 juta ruang kelas untuk kegiatan belajar–mengajar SD di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, ruang kelas yang kondisinya tergolong baik hanya sekitar 280 ribu. Sekitar 600 ribu ruang kelas lain tergolong rusak ringan, 81 ribu rusak sedang, dan 107 ribu rusak berat. Artinya, dari seluruh ruang kelas SD di Indonesia sekitar 74 persennya tergolong rusak.


Ruang Kelas SMP: 70 Persen Rusak
Total ruang kelas untuk SMP mencapai 358 ribu. Tapi yang berkondisi baik hanya 106 ribu. Sebanyak 193 ribu ruang kelas SMP rusak ringan, 26 ribu rusak sedang, dan 31 ribu rusak berat. Kalau dilihat secara keseluruhan, sekitar 70 persen ruang kelas SMP di Indonesia berada dalam kondisi rusak.

Ruang Kelas SMA: 55 Persen Rusak
Ruang kelas SMA di seluruh Indonesia berjumlah 160 ribu. Jika dibanding dengan SD dan SMP, ruang kelas SMA yang kondisinya baik tergolong cukup banyak, yakni sekitar 72 ribu. Di luar itu, sekitar 75 ribu ruang kelas SMA tergolong rusak ringan, 6.401 rusak sedang, dan 7.025 rusak berat. Secara umumnya, sekitar 55 persen ruang kelas SMA di Indonesia tergolong rusak.


Ruang Kelas SMK: 53 Persen Rusak
Jumlah total ruang kelas SMK sekitar 162 ribu, tidak jauh berbeda dari SMA. Kelas yang berkondisi baiknya ada sekitar 75 ribu. Sekitar 78 ribu lainnya tergolong rusak ringan, 3.728 rusak sedang, dan 4.690 rusak berat. Totalnya, ruang kelas SMK yang rusak mencapai 53 persen.


Ruang Kelas SLB: 64 Persen Rusak
Ruang kelas Sekolah Luar Biasa (SLB) tercatat paling sedikit dibanding sekolah lainnya, yakni sekitar 22 ribu saja. Dari jumlah itu 7.999 di antaranya berkondisi baik, 12 ribu kelas rusak ringan, 936 rusak sedang, dan 822 rusak berat. Secara keseluruhan, ruang kelas SLB yang rusak mencapai 64 persen.

Saya bertanya-tanya, kenapa anggaran untuk sarana prasarana pendidikan hanya sebesar 6.53 T, sedangkan kebutuhan untuk rehabilitasi, renovasi dan pembangunan sarana prasarana pendidikan di seluruh sekolah di Indonesia membutuhkan biaya yang sangat besar.

Terus bagaimana untuk mengatasi sekolah di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) yang sangat miris untuk kondisi sekolahnya, bahkan banyak pelajar di daerah 3T bersekolah di gubuk yang beralaskan tanah dan beratapkan jerami-jerami.

Dan anehnya lagi, pemerintah melaporkan bahwa  rehabilitasi, renovasi dan pembangunan sarana prasaranan pendidikan di daerah 3T terutama di Papua MELESET, dengan alasan sulitnya akses untuk menjangkau ke lokasi sekolah.



Saya kira alasan seperti itu tidak pantas untuk dilaporkan, karena seharusnya pemerintah memiliki solusi yang tepat untuk mengatasi hal semacam itu. Dan apalagi sekarang sedang gencar-gencarnya pembangunan infrastruktur,

menurut saya, pemerintahan yang baik seharusnya mempunyai solusi yang tepat untuk bisa melakukan rehabilitasi, renovasi dan pembangunan sarana prasarana pendidikan. Jadi  sekitar 6.6 Juta lebih pelajar di Indoensia tidak terancam lagi dengan kelas yang rawan roboh, sehingga mereka bisa lebih optimal dengan proses pembelajarannya di sekolah.



Dan itu di sisi kelas belum lagi untuk fasilitas perpustakaan. dari keseluruhan sekolah yang ada di Indonesia masih ada sekolah yang belum memiliki gedung perpustakaan sekitar 34.19%. Sedangkan di sekolah yang sudah memiliki perpustakaan juga ada yang mengalami kerusakan, sehingga membutuhkan perbaikan.


Untuk hal perpustakaan sebenarnya kemendikbud menginstrusikan sekolah untuk menerapkan gerakan literisasi selama 15 menit, yaitu setiap pelajar diwajibkan untuk membaca buku lain selain buku mata pelajaran mereka selama 15 menit sebelum sekolah di mulai.

Tetapi dengan melihat kurang lengkapnya buku yang tersedia di perpustakaan dan sangat besarnya presentase sekolah yang belum memiliki fasilitas perpustakaan di sekolahnya. Maka sangat kurang efektifnya gerakan ini untuk seluruh sekolah yang ada di negara kita.

Dan apalagi untuk di terapkan di daerah 3T pasti sangat kurang efektif, jangankan perpustakaan, sekolah yang selayaknyapun mereka belum mendapatkannya, bahkan guru yang bersedia mengajar di daerah 3T sangat minim sekali.



Mungkin untuk saat ini saran saya yaitu pemerintah dalam hal pendidikan terutama di sektor rehabilitasi, renovasi dan pembangunan sarana prasarana pendidikan harus mengutamakan daerah 3T daripada daerah perkotaan,

itu dikarenakan sangat jelasnya kesenjangan fasilitas yang didapatkan oleh pelajar kita. Dan karena pelajar yang di kota sudah sangat menikmati fasilitas yang lengkap daripada pelajar yang berada di daerah 3T.

Jadi harapan saya pemerintah harus mengutamakan untuk melengkapi fasilitas pendidikan terutama gedung sekolahan bahkan perpustakaan untuk daerah 3T, agar pelajar di daerah tersebut bisa merasakan indahnya masa sekolah mereka dan mereka bangga dengan Indonesia.

Menurut saya dengan melengkapi fasilitas pendidikan di daerah 3T, akan turut juga menaikan level pendidikan kita di tingkat internasional, bahkan di masa depan bisa membuat martabat negara kita bisa lebih tinggi, karena negara akan maju jika pendidikan di negara tersebut sangat baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar